Daftar Blog Inspirasi

Buku sekaligus Undangan karya kami

bahwa Dia adalah Cinta

Whiji Thukul,Tan Malaka,Marsina dan Munir

Mereka Tidak Mati:Kami Berlipat Ganda,Ide Kami Bergerilya

Laskar Buku

Berkhidmat untuk menyenangkan Hati Rasulullah SAW

Menyatu dengan Semesta

Dan Ketika Kerinduan Membawa Sepasang Kekasih Untuk Bersatu.

Membaca Bikin hIdup Lebih Bermakna

4500 Judul buku berbagai genre siap dibaca dan dipinjam gratis.

Kamis, 29 Juli 2010

"Berfacebook Riya"

Sebelum menulis dan menerbitkan catatan ini , pergejolakan dan kegelisahan menghantui hati saya, apakah catatan ini kuterbitkan di media internet ini atau tidak. Sebelum menjawab kenapa kegundahan hati tersebut mengalami demikian ,sy akan mencoba memaparkan kisah yg kualami sebelumnya.
Setelah hampir dua tahun menggunakan facebook ,Selain manfaat yg umum seperti silaturahmi dan komunikasi. Ada beberapa hal kenapa sy tetap bertahan memanfaatkannya walaupun sempat mengalami kejenuhan ;

* Komitmen u/ “berfacebook mendidik ” melawan arus dominasi status seperti: lagi makan bakso nyam…nyam, Makan Pizza dua Potong….dll (Bergenre konsumeris) …, Capek dari main fitness huff, lagi menuju Bandara , lg ngampus , lg di Jakarta,dll (Bergenre Aktivitas), My Darling , kenapa tdk pernah sms aku, I Luv U beb, (Bergenre “Cinta”).. dan genre - genre lainnya. Dari semua status tersebut tdk ada yg salah bahkan sy pun biasa nulis status2 tersebut tapi menurut sy alangkah baiknya jika orang2 juga sekali – kali mengetik status yg sifatnya mencerahkan atau mengirim informasi dan berita melalui tautan.

* Tempat belajar, selain belajar menulis untuk menuangkan ide – ide ke catatan , juga aktif membaca catatan teman – teman yang ada di facebook. Dan pastinya juga diskusi2 sm teman – teman yg ada di dunia maya walaupun tidak kenal didunia nyata tapi terasa sangat akrab.

Kemarin sempat mengganti foto profil di facebook, nah disanalah awal mulanya kegundahan hati ini muncul , apakah mengganti foto profil (yg telah di edit) bukan merupakan sifat Riya karena ingin di puji dan disanjung , begitu pun juga apabila sy mengetik status bijak (sok bijak), puisi, kutipan, Do’a , dan status lainnya yg berbeda dengan status2 pada umumnya dengan mengharap banyak yg menyukai memberi komentar dan memberi jempol. Hatiku selalu berkata: “ apakah ini termasuk riya atau bukan?”.
Ingin kembali mengganti foto profil yg lebih sederhana , tapi sama saja jika niatnya mau dianggap sebagai orang sederhana.

Begitu pula jika mengupload foto2 yg berada di tempat2 unik, daerah lain, hasil editan, foto tertampan, termanis, dan sebagainya yg bisa membuat orang terkesima dan menyukai.

Sama halnya juga ketika menulis catatan di facebook , berharap banyak agar orang yg membacanya memberi komentar , jempolan ,apalagi jika ada yg minta u/ di share. Sungguh… Apakah ini riya , menarik hati kepada orang2 dan memperoleh penghargaan dan penghormatan.????

Tapi, setelah melakukan perenungan ternyata niat yg suci tersebut masih ternodai dengan sifat Riya. Menurut Imam Khomeini Riya adalah tindakan menampakkan atau menonjolkan amal – amal saleh, sifat – sifat terpuji atau akidah yang benar demi memperoleh kekaguman dalam hati orang banyak dan dikenal di antara mereka sebagai orang baik, mustaqim (orang yang lurus) , jujur, dan taat, tanpa niat untuk Allah yang sejati. Tokoh penggerak Revolusi Iran ini kemudian melanjutkan beberapa tahap Ria :
1. Ria dalam keimanan,
2. Ria dalam perbuatan ,dan
3. Ria dalam ibadah

Sungguh ini sangat berat untuk dijalani , apalagi aktivitas sehari – hari yang dijalankan Kerap kali kuterjebak tipuan setan dalam tahapan – tahapan ria yg dipaparkan oleh Imam Khomeini. Apabila bertemu dengan orang yang berilmu dan beriman tubuh ini langsung berubah jadi tawaddu(rendah hati). Ketika menghadiri acara diskusi ,ingin tampil selalu untuk berbicara/ berdebat dengan menggunakan bahasa – bahasa orang awam tidak memahaminya. jika selesai melaksanakan shalat jamaah dengan memperpanjang do’a dan dzikir seolah – olah sangat khusyuk (mengganggap dirinya paling beriman). Masih banyak lagi sifat – sifat ria yg aku baru sadari telah menyukutukan Allah. Yazid ibn Khalifah meriwayatkan dari Imam Al –Shadiq bahwa “ Riya (ria) dalam segala bentuknya adalah syirik. Sesungguhnya orang yang berbuat sesuatu demi manusia balasannya ada pada manusia dan orang yang berbuat demi Allah balasannya ada pada Allah.


Ampunilah hamba-Mu ini Ya Allah! Bantulah dan lindungilah makhluk-Mu yang tanpa daya ini , yang telah terjangkit penyakit sombong , gila pujian , serakah terhadap kekuasaan serta kehormatan dan lindungilah kami dalam perjalanan berbahaya sepanjang liku – liku labirin gelap ini , Wahai yang Mahakuat dan Mahakuasa.


Mataku terbenam dan pikiranku terhanyut merenungi nasihat Imam Khomeini :”Hai Sahabatku, carilah reputasi dan nama baik di hadapan Allah. Cobalah menarik hati makhluk dengan pertama kali menyenangkan pemilik semua hati. Bekerjalah demi Allah semata- mata, maka Allah Yang Mahakuasa, selain akan mencurahkan pelbagai rahmat dan kemuliaan ukhrawi , Dia juga akan memberikan pelbagai kemuliaan kepadamu di dunia dan menjadikanmu dicintai oleh para hamba-Nya. Dia akan meninggikan kedudukanmu dan mengangkatmu di kedua alam sekaligus. Satu – satunya yang harus kau kerjakan adalah mengikhlaskan hatimu sepenuhnya untuk berjihad dan bersusah payah dan menyucikan batinmu sehingga segala perbuatanmu akan menjadi suci dan tidak tercemar oleh rasa cinta dunia dan benci kepada sesamamu. Hadapkanlah wajahmu semata – mata karena Allah, beningkan ruhmu dan hilangkan noda – noda ego dari dirimu…….”

Minggu, 25 Juli 2010

Pertempuran Abadi.

Saya akan sedikit bercerita secuil isi buku Ust. Musa Khasim melalui karangan bukunya yang berjudul “ The Secret of Your Spritual DNA”. Kertas Ajaib ini membuat saya kembali menata perjalanan spiritual saya yang merosot..Semoga tulisan ini (yang sudah sy olah) juga bermanfaat bagi yang membaca tulisan ini.Amin.

Sebagaimana Hadits Nabi Muhammad Saw: “ Ketika Rasul SAW melihat pasukan yang kembali dari peperangan, beliau bersabda : Selamat datang, wahai orang –orang yang telah melaksanakan jihad kecil dan masih tersisa bagi mereka jihad akbar. Ketika orang – orang bertanya tentang makna jihad akbar itu Rasul Saw menjawab: Jihad melawan diri sendiri ".

Jiwa manusia merupakan “Medan Perang Abadi” , empat kekuatan yang bertarung yaitu Akal , khayal, syahwat dan amarah. Kecuali akal semuanya punya fungsi positif dan negative .

Khayal atau imajinasi misalnya bisa membantu manusia berkarya, membuat tekhnologi, atau berkreasi dan berinovatif. Tapi dengan kendali setan imajinasi juga dapat membuat manusia tergelincir memunculkan sifat kelicikan , kecurangan dan sifat tercela lainnya misalnya kita berangan – angan ingin mendapatkan sesuatu , setelah mendapatkannya kita ingin lebih dari sebelumnya , hal itu secara terus menerus berjalan tanpa henti jadi kita menghalalkan segala cara untuk mendapatkan yg kita inignkan padahal menurut Imam Khomeini “…Realisasi satu harapan dan pencapaian satu angan –angan merupakan perkara yang mustahil di dunia ini lantaran dunia ini adalah tempat penuh benturan dan konflik” contohnya begini, kita ingin mempunyai semua mobil yang pernah di buat di dunia ini, padahal itu mustahil karena semua orang punya keinginan untuk memiliki mobil serta angan – angan dan keinginan manusia tidak terbatas.

Syahwat mempunyai fungsi positif untuk kelangsungan hidup manusia(berkeluarga) dan menyalurkan kebutuhan biologis manusia sesuai aturan. Tapi jika akal dikalahkan oleh syahwat maka kerusakan akan terjadi Imam Khomeini memberikan perumpamaan Daya syahwat (libido) lelaki akan terus bekerja meskipun dia telah memilih seluruh wanita di satu kota. Daya syahwat akan mendorongnya mengejar wanita di kota lain dan begitu seterusnya. Jadi, meski semua itu mungkin terpenuhi , api syahwat manusia tak menjadi reda dengan tercapainya suatu keinginan.

Demikian pula dengan daya amarah dalam jiwa yang berfungsi untuk melindungi manusia dari segala ancaman tetapi jika Amarah mendominasi pertempuran maka jiwanya akan jadi tiran yang siap menganiaya siapa saja. Jika ada yang mencoba melawannya maka dia akan diahancurkan dengan berbagai cara. Misalnya saja para penguasa yang memiliki kekuasaan disuatu wilayah maka dia menngiginkan wilayah yg belum dia kuasainya. Semakin banyak yang dikuasai semakin menggila amarahnya untuk terus menguasai dan begitu seterusnya. Contoh yang sangat nyata adalah para kapitalis,politisi, Negara adidaya dan sebagainya.

Akan tetapi, bahkan jika manusia memang dapat mencapai seluruh keinginannya , ia tetap tak bisa terus menerus melampiaskan seluruh keinginannya karena usia bakal menggerogoti fisiknya. Matanya akan menjadi rabun , pendengarannya akan melemah demikian pula dengan indera2 lainnya. Kemampuan untuk merasakan kelezatan dan kenikmatan merosot drastic atau bahkan hilang sama sekali.

Menurut Khomeini, pertempuran akbar dalam jiwa itu melambangkan dahsyatnya dahaga fitrah manusia untuk meraih kesempurnaan. Bila akal manusia kalah dalam pertarungan, fitrah akan memboyong manusia menelan segala rupa kesengsaraan, kebejatan dan dibangkitkan dalam kelompok setan dan orang gagal. Sebaliknya, bila akal keluar sebagai pemenang , fitrah akan mendaki gunung kebahagiaan , kasih sayang dan bergabung dengan para malaikat serta dibangkitkan dalam kelompok para nabi, wali, dan orang saleh.

Jumat, 23 Juli 2010

Terima Kasih Ayah ...!!!

AYAH
Anakku! Jika seseorang mengundangmu untuk makan malam di rumahnya dan memperlakukanmu dengan suasana hangat dan nyaman , sudah pasti , Engkau akan berterima kasih padanya . Jika dalam suatu perjalanan, seseorang mempbolehkanmu untuk menginap, engkau takkan melupakan kebaikannya. Jika seseorang mengundangmu untuk makan malam atau makan siang dirumahnya, Engkau akan selalu mengingat kebaikan hatinya. Jika seseorang memberimu minum disaat Engkau haus, Ayah rasa tidak mungkin Engkau tidak mengucapkan terima kasih.

Jika seseorang memberimu sebuah pulpen atau buku sebagai hadiah, setiap kali engkau menggunakannya, engkau akan mengingatnya. Jika seseorang membantumu untuk beristirahat setelah engkau letih , engkau akan mengucapkan terima kasih. Jika seseorang membantumu dalam pelajaran, Engkau akan berterima kasih kepadanya.

Jika seseorang memberimu pertolongan, Engkau akan merasa berutang budi padanya. Jika seseorang mengizinkanmu untuk menggunakan kendaraannya, dia akan menerima ucapan terima kasih darimu, demikian pula ketika seseorang memberi tumpangan di mobilnya atau ketika seseorang menawarkan tempat duduknya dalam Bus. Dan terakhir, bila seseorang tidak hanya ramah dalam perkataannya tetapi juga dengan perbuatannya, sangatlah tidak mungkin jika Engkau tidak mengucapkan trima kasih.

Anakku! Lalu mengapa jika untuk semua bantuan – bantuan yang relative kecil ini Engkau menunjukkan penghargaanmu, namun untuk semua cinta, perhatian, kasih sayang serta kebahagiaan dan semua kenyamanan materi yang orang tuamu berikan. Engkau begitu acuh tak acuh dan mengganggap bahwa hal itu memang seharusnya begitu ?



ANAK
Oh, Ayah sungguh luar biasa Ayah telah menyadarkanku. Dan sungguh tepat cara Ayah mengingatkanku ! Aku selama ini telah mengabaikan semua kasih sayang Ayah, cinta kasih serta keramahan dan mengganggap semuanya biasa saja. Aku telah berbuat seperti orang yang tidak menyadari betapa pentingnya matahari, hanya karena matahari bersinar setiap hari. Sekarang aku akui bahwa aku sangat berhutang budi pada Ayah dan berhutang atas semua yang ada dalam diriku . Pada kesempatan ini aku ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan pada Ayah dan Ibu meskipun aku takkan pernah bisa membalasnya.

(Dikutip dari Buku Karangan Mohammad Taqi Hakim “ Bagaimana Menjalin Komunikasi antara Orang Tua & Anak.)

Kamis, 22 Juli 2010

Burung - Burung Mencari Raja Sejati

Fariduddin Attar merupakan salah seorang penyair sufi yang paling berpengaruh di Persia. Dalam karya utamanya, Mantiq al - Thayr (Musyawarah Burung), Attar mengumpamakan macam – macam watak manusia dengan beragam jenis burung. Semua burung ini sama2 bertujuan mencari raja sejati (Tuhan) yang bernama Simurgh. Perjalanan mereka harus melewati tujuh lembah yg melambangkan tujuh keadaan yang pasti dilalui oleh manusia: Pencarian, Cinta, Pemahaman, Pelepasan, dan kemerdekaan , Kesatuan , Ketakjuban, dan terakhir kematian.

Di lembah pertama, semua burung menemui seratus kesulitan yang menindih. Mereka harus menemui banyak ujian saat mencoba melepaskan diri dari apa yang mereka kira sebagai berharga dan mengubah keadaan mereka. Begitu berhasil, mereka dipenuhi dengan kerinduan yang meluap – luap.





Di lembah kedua, burung – burung itu meningggalkan nalar demi cinta dan, dengan kesiapan mengorbankan seribu hati, melanjutkan pencarian mereka untuk menemukan Simurgh. Saat memasuki lembah ketiga , Semua pengetahuan duniawi yang perrnah mereka miliki kini tak lagi berguna. Ada pemahaman baru yg sama sekali berbeda sehingga mereka tertimpa kebingungan untuk membedakan baik dan buruk. Sesuatu yg sebelumnya dianggap baik, seperti harta benda dan takhta, kini terlihat begitu menjijikkan.

Lembah keempat adalah lembah pelepasan diri dan kemerdekaan, yakni kemerdekaan dari hasrat untuk memiliki dan keinginan untuk menemukan. Tiba – tiba burung – burung itu merasa seperti lolos dari kurungan kecil dan membesar seluas alam semesta. Dalam keadaan baru itu, dunia fisik terlihat kecil seperti percikan api dan gajah tak bisa dibedakan dari semut.


Ketika memasuki lembah kelima, barulah burung – burung itu menyadari bahwa kesatuan dan keberagaman sama saja. Dan, yang lebih penting, mereka menyadari bahwa Allah berada diatas kesatuan, keberagaman , dan keabadian. Memasuki lembah keenam, burung – burung itu langsung pingsan menyaksikan keindahahn Allah. Mengalami keindahan mutlak secara langsung membuat mereka mendadak bodoh, tak mengerti apa – apa, dan tak bisa berbuat apa –apa. Bahkan mereka tidak lagi menyadari keberadaan diri mereka masing- masing. Inilah lembah kematian yang mereka masuki, yakni keadaan tak mengenali diri sendiri dan sirna dalam keindahan mutlak Sang Ilahi.

Di akhir perjalanan , rupanya hanya tersisa tiga puluh burung yang sampai di singgasana Simurgh. Akan tetapi, tak ada Simurgh di sana. Pengurus kerajaan membiarkan burung – burung itu cukup lama sampai mereka sendiri akhirnya menyadari bahwa mereka itulah Si (tiga puluh) Murgh (burung).

Semua orang berlomba – lomba untuk menuju Simurgh (Tuhan), jika mereka sungguh – sungguh mencari dan mengarungi berbagai kesulitan dan tantangan hidup maka dia akan bersama Allah. Dan mudah – mudahan kita semua dapat mencapai lembah ketujuh tersebut.