Daftar Blog Inspirasi

Buku sekaligus Undangan karya kami

bahwa Dia adalah Cinta

Whiji Thukul,Tan Malaka,Marsina dan Munir

Mereka Tidak Mati:Kami Berlipat Ganda,Ide Kami Bergerilya

Laskar Buku

Berkhidmat untuk menyenangkan Hati Rasulullah SAW

Menyatu dengan Semesta

Dan Ketika Kerinduan Membawa Sepasang Kekasih Untuk Bersatu.

Membaca Bikin hIdup Lebih Bermakna

4500 Judul buku berbagai genre siap dibaca dan dipinjam gratis.

Senin, 15 Februari 2010

PERANG ( Sebuah Novel Subkultur)

“ Mana kala pekerjaan merupakan kesenangan , hidup merupakan kegembiraan. Manakala kerja merupakan kewajiban, hidup merupakan perbudakan .” (Albert Camus )

Itulah mungkin kondisi yg dialami Perang Hayat yg dipanggil Perang, seorang pria yang baru 3 bulan menyelesaikan kuliahnya . Dia merasakan perbudakan terhadap dirinya karena bekerja pada perusahaan percertakan dimana suasana kantor penuh tekanan dan ketidaknyamanan seperti penjara, orang bergerak dan berbicara hanya dalam tatanan formalitas , terkadang bekerja melebihi jam kerja yang seharusnya dan rutuinitas itu dilakukan setiap hari.

Dia tak seperti anak muda pada umumnya , Perang ingin lepas dari system yg terbentuk saat ini. Menonton Tv sangat jarang dilakukan setelah tahu ada eksploitasi besar2an di Kotak setan itu. Mall tempat yg enggan dia kunjungi karena menjadi tempat konsumen pasif yg dihuni oleh orang – orang borjuis dan hedonis. Dia merindukan dunia yg tanpa kesejangan dan ketimpangan tanpa ada sekat –sekat. Tak hanya itu , Perang pun ditinggalkan kekasihhnya yg bernama via karena sering kali berbenturan prinsip . Via lebih suka hidup dalam dunia yg lekat denga hiruk pikuk kehidupan, menghambur – hamburkan uang ke mall sekedar makan minum di café , dan menonton film – film terbaru. Tapi pada akhirnya Perang menemukan sesosok perempuan yg dipertemukan oleh pengamen kecil bernama adit, perempuan yg bisa menemaninya dalam kesendirian , perempuan yang sama dengan pemikirannya ;yang ingin lepas dari alienasi dan stagnansi yg selama ini dialami. Perempuan itu yang mengajari sekalian menjadi Ibu dari pengamen dan anak2 jalanan seperti Adit.

Pembahasan yg juga menarik menurut saya dari karya Rama Wirawan ini adalah Idealisme dan Realitas. Dunia ide dan dunia nyata, yg sering menjadi pertentangan setiap orang. Saat ide tidak sejalan dengan realitas maka ada dua pilihan ekstrem, pertama: melupakan ide yang pernah menjadi napas hidup dan hidup apa adanya mengikuti alur realitas. Kedua: membawa ide ini dan mengaplikasikannya dalam hidup.

Di dalam novel ini juga menceritakan asal muasal Distro , Zine, DIY,Punk serta membahas wacana – wacana Neoliberalisme, Kapitalisme, Anarki dengan dialog yang sangat mudah dicerna oleh pembaca siapapun. Cocok sekali dibaca bagi orang2 yg ingin memahami dan baru belajar tentang wacana tersebut.

“ Peradaban memang sebuah istana diatas bukit tengkorak manusia . Bukit itu akan terus bertambah tinggi , jika kita tidak mencoba mengerti.” Perang.


Makassar, 15 Feb 09.

Minggu, 14 Februari 2010

Bukan Orang Asing yg merampok Tapi Pejabat.

Pohon – pohon dirubuhkan oleh mesin canggih.

Gunung –gunung diratakan oleh escalator ,

Tanah – tanah subur digali , dilubangi , dihancurkan sedalam dalamnya dengan sekali pencet tombol.

Beginikah Fungsi tekhnologi,,,,,??? Menghancurkan ALAM.....

Manusia – manusia serakah bekerja bagaikan binatang yang tak pernah makan selama berbulan – bulan, setelah mendapatkannya mereka pun tak puas. Tak cukup sampai disitu mereka berusaha untuk menpertahankan sumber makananx dan wilayah kekuasaannya. Mereka tak mengenal yang namanya ”kemanusiaan” yang ada hanyalah individu – individu yang siap bertarung , menerkam ,memangsa bahkan membunuh..

Serakahisme bukan dilakukan oleh penduduk setempat tapi orang yang berada diluar wilayah bahkan diluar negeri ini . Justru penduduk setempatlah yang termarjinalkan, MENJADI BURUH di TANAH SENDIRI dengan gaji secukupnya. Bukan orang asing yang merampok Hasil Kekayaan Alam yang sangat melimpah ini tapi para pejabat – pejabat karbitan dengan perut Buncit itu yang telah membuat peraturan dan perizinan untuk orang asing dan melegalkan semua kegiatan usahanya ,. Hutan Lindung disulap menjadi Hutan Bisnis. Perselingkuhan antara pengusaha asing dan Pemerintah setempat tak bisa dihindarkan. Rakyat setempat dan pengusaha lokal mendapat layanan yang begitu rumit ,berbelat belit dan sangat susah jika ingin mencoba bersaing dengan pengusaha asing.

Tanah.....
Air......
Udara.....
Semuanya Hancur dan Tercemar,,,,


Para pejabat hanya mementingkan dirinya sendiri,
Pejabat seenaknya mengotak atik peraturan walaupun bertentangan dgn Undang Undang Dasar.
Pejabat yg tak punya PANCASILA, punya pancasila tapi sayap yg patah.
Pejabat tak memikirkan nasib bangsa.
Pejabat tak melihat nasib anak Ibu pertiwi Tahun – tahun yg akan datang,

Anak cucu :
Hanya mendapatkan air yg sudah tercemar ,,,,
iklim yg panas,,,,,
banjir dimana2 karena pohon2 sudah hancur.,.,,
Sisa – sisa pertambangan yg ditinggal hanya bongkahan tanah yang tak memiliki harga . tak ada lagi Hasil Bumi yang tersedia..


Mana Hati Nuranimu Wahai ;
Pejabat - pejabat yg dipilih oleh rakyat dengan hati nurani tapi tidak melihat rakyatnya dengan hati nurani...



BALIKPAPAN, 14 Feb '10

Rabu, 10 Februari 2010

DOSEN Meniduri MAHASISWInya.

Kejadian ini sudah lama berlangsung di salah satu perguruan tinggi ternama di Indonesia Timur. Bahkan menurut wacana yg beredar dikalangan civitas akademika, Dosen tersebut sudah mempunyai anak dari perbuatan yang dilakukan terhadap mahasiswinya. Kegiatan in berulang kali dilakukan, Tak ada yang berani mengekspos keluar karena dosen tersebut Professor dan guru besar yang mempunyai kekuatan untuk melegetimasi dirinya.

Aku pun baru tahu tadi pada saat kuliah dari seorang dosen . Setelah di konfirmasi ternyata betul dosen inisial "X" mengaku bahwa dirinya telah meniduri mahasiswinya,mengakui semua yang dituduhkan olehnya bahwa melakukanx berulang kali dan sudah mempunyai anak. Lalu dosen tersebut mengklarifikasi lagi " Mahasiswi tersebut sudah sah menjadi Istri saya jauh sebelum istri saya menjadi mahasiswi di tempat saya mengajar ini dan saya menidurinya setelah saya menikah denga dia " ujar dia..

Cek per Cek , mahasiswi itu adalah Istri dari Dosen tersebut yang melanjutkan studinya program Doctor di salah satu Perguruan Tinggi di Indonesia Timur.

hahaaahaaaaaa,,,,( Semua mahasiswa/ teman2ku tertawa terbahak - bahak , mendengarkan kisah yang diceritakan oleh dosenku pada saat kuliah pagi tadi ),,,,,Ketipuuuu.....,

Makassar, 10 Feb '10.

Senin, 08 Februari 2010

Kolaborasi dr Catatan seorang Kawan.


Ruangan itu tak sempit , pengat dan sederhana lagi ,
Ruangan itu menjadi besar dan segar ,
Dipenuhi dengan kemegahan kemegahan duniawi,
Godaan – godaan ego,
Keahlian – keahlian individualistik.

Tak ada lagi kata –kata diskusi yg terucap ,
Tak ada lagi buku – buku tandingan, dari buku –buku kuliah yg mngajarkan ilmu bertahan hidup,
Tak ada lagi pembicaraan “ kepada siapa lagi kita akan berkhidmat “

Semuanya sudah tergantikan,….

Rumah yg dulunya Ramai dikunjungi , kini sunyi sepi menanti org2 yg mengisix dgn lantunan kata2 yg nan indah ..

Buku yg dulunya dipinjam sana sini kini menyendiri , menanti org yg ingin membukanya ,membacanya,menghayatinya dan mengamalkannya,

Papan Tulis yg sering dicoret – coreti dgn huruf – huruf perlawanan kini menjadi lapuk tak dipakai lagi,,


Spidol yg sering membasahi papan itu kini menjadi kering seiring keringnya hati kita semua,,,,

Apakah Kebersaamaan itu dulu hanya romantisme semata ???
Apakah sepiring dan segelas air itu hanya keterpaksaan krn tdk ada pilihan lain????
Apakah semangat yg sering didengung – dengungkan hanya eufhoria – eufhoria yg hanya intuitif??
Atau kah Sebaliknyaa,,,,,,,,,??????


Makassar,03022010

Sabtu, 06 Februari 2010

Idealisme , Sampai Kapan????


Beberapa hari yg lalu, aku mengikuti Seminar Nasional Akuntansi yang diselenggarakan oleh Himpunan Akuntansi di salah satu perguruan tinggi Indonesia Timur. Pembicara menjelaskan peran audit investigatisi dalam pemberantasan korupsi . Pada sesi Tanya jawab, ada yg menggelitik hatiku ketika seorang pria bertanya ke pembicara tersebut , kira – kira begini isi pertanyaannya “ dia telah magang disuatu tempat bagian auditor, dia telah disuruh oleh atasannya utuk mengubah angka –angka yang ada pada hasil auditnya . Dia meminta solusi ke narasumber , apa yang harus dilakukannya? “
Benakku tiba –tiba berkata;
“ Apakah kelak aku pun mengalami hal demikian ”
“ Apakah ini yang disebut idealisme


Walaupun muatan kasusnya berbeda , kasus – kasus dari penanya tersebut sering aku dapatkan ketika berpartisipasi dalam dunia organisasi kampus. Mungkin inilah sinkronisasi pelajaran – pelajaran yang kudapatkan dilembaga kemahasiswaan dengan kasus penanya tersebut.

Memang aku belum tahu seutuhnya “ apa itu idealisme “ ??,
Memang aku belum terjun ke dunia kerja , yang menurut orang – orang idealisme tidak akan laku,
Memang aku masih berada dilingkungan akademik dimana godaan masih sedikit,
Memang aku belum berkeluarga , punya istri dan anak yang akan dibiayai makan dan sekolahnya.

Tapi, minimal aku tidak bingung dan pusing seperti penanya tadi Karena sering aku alami dilembaga mahasiswa .

Tapi, minimal sampai hari ini aku masih bisa menjadikan idealisme sebagai Patron Utama dibandingkan kawan – kawanku yang katakan bahwa ;

    Idealisme hanya pada saat berada dilembaga mahasiswa, Idealisme hanya pada saat berada dikampus, Bahkan pura – pura lupa tentang idealisme, Bahkan tidak mengerti sama sekali idealisme.

Aku masih mempercayai bahwa idealisme adalah ajaran para Nabi – Nabi.
Tapi, aku memohon dengan sangat, jika engkau masih mengganggapku sebagai saudara ;
    Ingatkan saya jikalau idealisme ini mulai pudar, Ingatkan saya jika kelak aku keluar dari jalur nilai – nilai universal, Ingatkan saya jika aku menjadi “ pelacur intelektual ”, Ingatkan saya jika tulisan ini hanya menjadi goresan yg tak bermakna.

Selain Dia, kepada kalianlah semua yang akan membantu hidupku dan yang akan memperbaiki bangsa tercinta ini. Kalau bukan kita siapa lagi Kawan.


Makassar, 06 Feb ‘10

Kamis, 04 Februari 2010

Sisi Lain Facebook ( Part 1 )

Pernah kah anda bercengkrama , berbicara atau mengobrol dengan teman, sahabat , kekasih atau orang lain dimana orang tersebut memegang HP yg bisa OL dan terus memandanginya atau berada di dekat orang yang didepannya ada sebuah layar computer atau laptop.


Pernahkah anda melihat isi layar dari HP atau laptop tersebut ????

Pernahkah anda pada saat berbicara dengan orang tersebut ;Anda dicuekin, Anda kurang diperhatikan, Bahan pembicaraan anda disuruh ulangi lagi dgn perkataan “ Apa tadi kita’ bilang !!!!” , Orang tersebut menjawab pertanyaan anda , mendengar pembicaraan anda tapi matanya tetap mengarah ke Layar tersebut.. Orang tersebut juga kadang tersenyum sendiri, berekspresi sendiri, berbicara sendiri tapi senyuman , ekspresi , ucapan itu bukan ditujukan kepada kita.


Yaa,,, itulah yg sering kali terjadi padaku. Ketika berbicara pada orang – orang tersebut. Dia lebih asyik mengotak atik tombol – tombol yg ada pada HP atau laptopx. Ternyata dia Membuka Facebook.
Katanya Facebook ,sebagai jejaring social untuk bersilaturahmi , bercengkrama, berdiskusi , tukar informasi, dllx. Karena ada ruang dan waktu yang memisahkan kita jadi kita pakai media internet ini. Tapi , ketika berada di dunia nyata bertemu dgn orang untuk berdiskusi , bebricara, berkomunikasi seolah filosofi jejaring social tersebut dihiraukan , orang lebih menyukai berinteraksi di dunia maya dibanding dunia nyata. Dia lupa bahwa facebook hanya perantara.


Ada hijab yg menutupi ikatan emotional yg selama ini dibangun ,,,,,
Isi pesan tidak sampai dengan baik ,karena tidak fokusnya si penerima.,,,
Kadang membuat orang tersinggung krn dicuekin,,.,.,
Interaksi social dikehidupan nyata berkurang,,,,,,,


Tulisan ini tidak bermaksud menyinggung siapa pun, Hormatku kepada siapa pun yg telah berbuat demikian termasuk aku juga , ini hanya sebuah gundah gulana hatiku dan masukan agar kita ber Facebook sebagaimana mestinya ,,,

Rabu, 03 Februari 2010

Senin, 01 Februari 2010

Kaca Mata "Elang" vs "Cacing"

Bebas Terbang Diudara.

Semakin tinggi terbang ,semakin kecil benda – benda yg berada dibawah. Bagaikan Elang yg melihat sesuatu dari atas . Mungkin ini yg disebut Muhammad Yunus , peraih nobel Ekonomi yg mengkritik perekonomian bangsanya bahkan yang melanda dunia saat ini. Bahwa kita memandang masalah bangsa dengan kaca mata elang ,yang hanya melihat dari atas nampak dari permukaanx saja. Dalam titik tertentu aku sepakat karena memang sangat indah jika melihat dari atas , Kumpulan awan – awan putih seolah bergerak bagaikan kapas ditengah – tengah langit yg biru,. Dibawahnya terdapat gunung – gunung yg berjajar ., Laut nan biru ikut andil dalam menyempurnakan keindahan itu . Manusia , Pohon – pohon , kendaraan ,atap – atap rumah dan kota – kota hanya bagaikan titik – titik warna warni yang menghiasi dunia ini . Sungguh indah karunia-Nya.

Bebas terbang diudara hanya sesat karena akan kembali kedaratan lagi ,

berada dibawah dan memakai kacamata cacing , kita melihat Kumpulan rakyat miskin memaksa dirinya untuk bergerak mencari sesuap nasi, Kita melihat buruh petani berjuang mencari biaya untuk menyekolahkan anaknya, Kita melihat masyarakat yg sakit terbaring dirumahnya karena tak mampu untuk berobat dirumah sakit, Kita melihat anak jalanan mengamen,menjual Koran, membersihkan kendaran yg berhenti dipersimpangan lampu merah, dia menggangap jalanan sebagai rumah,kantor sekaligus sekolah dan tempat bermain mereka. Apakah ini keindahan Ya Ilahi?.

Inilah yg dimaksud Oleh Muhammad Yunus , kita harus terjun langsung ke bawah untuk melihat realitas sesungguhnya dan mengatasinya dari bawah bukan dari atas. Karena jika diatas hanya melihat permukaannya saja. Kemiskinan dan Penggangguran tidak selesai di gedung tinggi , diatas meja dan ruangan mewah tapi harus diselesaikan di Masyarakat.


Di Tengah Awan Putih Langit Biru, 1 February 2010

Hidup untuk Makan atau Makan untuk Hidup.

Dunia begitu luas untuk diarungi , begitu juga ilmu yang tak terbatas tapi ilmu lebih universal dibanding dengan dunia karena dunia yang memiliki unsur materialisme yang sering sekali mengalabui manusia. Ilmu sangat berarti dalam hidupku , sebagaimana yang dikemukakan oleh ulama Besar , Seandainya Orang mengetahui keutamaan ilmu , dia akan mengauri samudera walaupun darah jadi taruhan.

Banyak orang yg menggangap sepele tentang ilmu, mereka mengganggap bahwa ilmu itu untuk bertahan hidup. Mereka sekolah ,kuliah dan belajar untuk mencari kerja dan meninggikan status sosialnya. Bagiku tidak, Ilmu itu untuk memaknai hidup. Kita Makan untuk hidup, Bukan Hidup untuk Makan, “ kata seorang filsuf “ ketika ditanya ,mengapa tubuhnya begitu kurus.

Seandainya Bisa , Ilmu dijadikan Rukun Islam. Bahkan melebihi itu, menurutku ilmu lebih mempunyai keutamaan dibanding rukun islam lainnya . Dapat didapatkan dimanapun , kapanpun, berbeda dengan shalat , puasa, yang mempunyai waktu tertentu,begitupula dengan haji yg memakan biaya yang cukup mahal tapi ilmu gratis yg penting kita mau belajar.

Surabaya, 1 February 2010