Daftar Blog Inspirasi

Buku sekaligus Undangan karya kami

bahwa Dia adalah Cinta

Whiji Thukul,Tan Malaka,Marsina dan Munir

Mereka Tidak Mati:Kami Berlipat Ganda,Ide Kami Bergerilya

Laskar Buku

Berkhidmat untuk menyenangkan Hati Rasulullah SAW

Menyatu dengan Semesta

Dan Ketika Kerinduan Membawa Sepasang Kekasih Untuk Bersatu.

Membaca Bikin hIdup Lebih Bermakna

4500 Judul buku berbagai genre siap dibaca dan dipinjam gratis.

Sabtu, 07 Agustus 2010

Kebosanan


Pernahkah anda melihat fenomena seseorang  ( atau bahkan anda pernah mengalaminya) yang sangat menyukai atau jatuh cinta terhadap lawan jenisnya , dia rela berkorban dan apapun yang dilakukan untuk mendapatkan cinta orang tersebut tetapi ketika dia sudah mulai mendapatkannya dia sudah mulai bosan terhadap orang tersebut dan dia mencari lagi pasangan yang lebih cantik / tampan daripada sebelumnya.

Begitu pula ada  seorang teman dalam hal pekerjaan dia kerap kali pindah tempat kerja dahulunya jadi penyiar, lalu pindah ke XL, lalu ke Trans Studio, terakhir informasi yg sy dapatkan kini dia kerja di Bank (Semoga beliau dirahmati oleh Allah SWT). Ketika saya menanyainya kenapa dia sering ganti job disatu sisi banyak orang diluar sana sibuk menghabiskan waktunya untuk mencari kesibukan (baca: pekerjaan). Dia mengatakan :”  saya jenuh dan suka  yang lebih menantang “.

Di cerita lain ada juga seorang teman yang hobinya gonta – ganti laptop dan Hp. Jika dia melihat ada keluaran/type terbaru maka dia membeli lagi walaupun hp/ laptop yang dulu belum cukup satu tahun.

Plato seorang filsuf mengatakan bahwa : “ Manusia pada mulanya akan mengejar setiap yang diinginkan dan dicintainya dengan dambaan dan harapan yang luar biasa. Namun ketika yang disukainya itu sudah ia dapatkan, maka kecintaan dan kesukaannya akan segera berubah menjadi kebosanan dan kejenuhan “.

 Ibnu Arabi filosof muslim terkemuka menjawab fenomena tersebut  . Kebosanan katanya, tak lebih dari gejala penolakan atas sesuatu yang tidak sempurna.atau kebosanan merupakan mekanisme spontan fitrah untuk tetap dijalan pencarian kesempurnaan sejati. Ia akan menggugah manusia untuk beranjak, bergegas mencari sesuatu yang lebih sempurna.

Jika kita ingin meraih sesuatu secara berlebihan yang sifatnya materi (tahta, uang, benda , cinta semu,dll) maka itu tidak akan ada habisnya  kita akan senantiasa mengalami kejenuhan atau kebosanan. Murthada Mutahhari (salah seorang tokoh Revolusi Iran yang membantu Imam Khomeini menurunkan rezim Syah Pahlevi) menjelaskan manusia adalah maujud yang tidak dapat selamanya mencintai sesuatu yang terbatas, tidak dapat selalu bersama sesuatu yang terikat oleh ruang dan waktu. Manusia adalah maujud yang mencintai dan selalu mencari kesempurnaan yang  mutlak, bukan yang nisbi ; artinya ia mencitai Zat Yang Mahatinggi dan Mahasempurna. Siapapun yang mengingkari Tuhan, pada hakikatnya mencari dan mencintai Tuhan ; mereka adalah manusia yang fitrahnya mendorong mencari kesempurnaan yang mutlak, hanya saja mereka salah jalan dan sesat.

Al-Quran menegaskan “Ketahuilah bahwa  hanya dengan zikrullah , hati manusia dapat merasa puas dan tentram”. Al-Quran mengingatkan kita semua jangan mengira bahwa dengan harta, jabatan ,kemewahan dan sesuatu yang bersifat materi bisa membawa ketentraman dan ketenangan justru sebaliknyalah yang kita dapatkan yakni kegelisahan dan kehampaan.

Al-Quran tidak melarang kita mencari harta, jabatan, kekayaan , punya Hp , laptop, mencintai lawan jenis. Al-Quran hanya mengingatkan kita semua jika agar jangan sekali – kali menyangka bahwa harta, jabatan, kekayaan, dll  dapat memberikan ketetenraman dan kesempurnaan.

Minggu, 01 Agustus 2010

Imam Ali dan Janda Pahlawan.

Fenomena dua janda pahlawan soetarti dan lasmini (kasus sengketa rumah dinas antara penghuni dengan instansi pemerintah) yg jadi perhatian rakyat Indonesia bulan ini menunjukkan ketidakpedulian para pejabat dinegeri ini,jika dua janda pahlawan tersebut tidak melakukan aksi – aksi dan mendapat dukungan dari berbagai elemen mungkin saja mereka tidak jadi divonis bebas . Peristiwa ini bukan yang pertama kalinya yang terjadi , tahun – tahun sebelumnya kita pernah melihat para janda pahlawan dan veteran yang pernah memperjuangkan kemerdekaan Tanah Air Bangsa Indonesia kini bukan lagi musuh – musuh seperti belanda atau jepang yang dilawannya tapi “cucu – cucunya (baca: penguasa)” sendirilah yang selalu mendzhaliminya 
  (http://i43.tinypic/. com/1zlc40z. jpg) 

Tahun 2009 Rumah Pejuang Ilyas Karim (pengibar bendera Sang Saka Merah Putih )di Pinggir Rel akan Digusur.,2008 makam pahlawan TRIP Kota Malang juga pernah ingin digusur , bahkan pahlawan sekaliber Bung Tomo keluarganya hanya mendapatkan tunjangan 1,5juta, dan masih banyak kasus memprihatinkan yg terjadi dibangsa ini . Kita bisa melihat upacara tahunan 17 Agustus yg sebentar lagi akan kita rayakan hanya menjadi acara seremonial belaka, para veteran dan janda pahlawan hanya menjadi orang penting pada saat hari itu juga , sesudahnya mereka sudah diabaikan lagi oleh pemerintah . Boro – boro diberi kehidupan layak (gaji, tunjangan dan tempat tinggal) eh, malah mereka digusur. Berbeda 180 derajat dengan kisah Ali bin Abi thalib (Khalifah ke empat bagi orang ahlu sunnah wal jamaah, Imam pertama bagi orang ahlul bait).

Suatu hari Ali melihat seorang wanita tua di salah sebuah lorong kota Madinah sedang mengangkat tangannya sendiri. Ali bukan tipe orang yang dapat menyaksikan pemandangan seperti ini lalu pergi begitu saja. Beliau berpikir, tidak biasa seorang wanita mengangkat air sendiri. Pasti ia tidak punya seseorang yang bisa membantunya. Tanpa menunggu lebih lama beliau langsung menghampirinya dan berkata: “ Bolehkah aku memikulkan kantung airmu? Biarlah aku yang mengangkatnya sampai di rumahmu. “.

Semoga Allah memberkatimu “, jawab si wanita.
Beliau memikul air sampai dirumahnya. Kemudian beliau bertanya: “ Mengapa Anda mengangkat air sendiri? Dimana suami Anda?.

Wanita itu menjawab: “ Suamiku telah gugur ketika membela Amirul mu’minin Ali bin abi thalib dalam suatu peperangan , sekarang hanya tinggal aku bersama beberapa anak yang telah menjadi yatim.”

Begitu mendengar jawaban si wanita, sekujur tubuh beliau seakan terbakar. Diriwayatkan, malam itu juga ketika sampai dirumah, beliau tidak dapat memejamkan mata semalam suntuk.

Pagi – pagi sekali beliau mengumpulkan gandum, daging, kurma dan uang, lalu pergi ke rumah janda itu. Setelah mengetuk pintu, terdengar suara dari dalam: “ Siapa?” Beliau menjawab: “ Aku, saudara seimanmu yang kemarin.” Ali membakarkan daging untuk anak –anak dan menyuapkan makanan paa mereka dengan tangan beliau sendiri. Beliau mendudukkan anak – anak yatim itu dipangkuannya dan dengan perlahan membisikkan pada mereka: “ Maafkanlah Ali yang selama ini lalali pada kalian!” Kemudian beliau menyalakan api tanur(tempat memasak roti) lalu beliau dekatkan wajahnya pada api dan berkata pada dirinya:” Hai Ali ! Rasakanlah api dunia ini, supaya kau teringat api jahannam dan tidak lagi melupakan keadaan rakyatmu yang memerlukan uluran tanganmu. Beginilah nasib tubuh manusia yang ruhnya ikut merasakan derita- derita orang lain.


Jika para pemimpin bangsa ini dapat “mencontoh atau mengikuti” hidup Ali bin abi thalib , saya yakin dan percaya tidak akan lagi di kotak kaca (baca: TV), surat kabar, dan internet pemberitaan “derita janda pahlawan “ ,, “ nasib para veteran” dan kisah – kisah yang bisa meneteskan air mata kita semua. saya sepakat apa yg dibahasakan oleh Ust. Almin dalam catatanya “ Nasihat Sa’di buat penguasa” http://www.facebook.com/note.php?note_id=411837853978
sebaiknya penguasa yg dzhalim itu mati saja ,

Ada peristiwa yang unik , pada saat kedatangan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinedjad ke Indonesia pada tahun 2006 , di sela – sela kesibukannya berkunjung ke beberapa tempat beliau menyempatkan berziarah ke Maqam Pahlawan Kalibata. Jika dilihat dari keturunan, garis darah dan hubungan beliau dengan para pahlawan syahid tersebut tidak ada sama sekali. Jadi, apa maksud kedatangan beliau ke makam tersebut….????
Wallahu A’lam bis sahab..



Tidak seorangpun yang menghitung hitung, berapa untung yang kudapat nanti dari Republik ini jikalau aku berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya …
( Pidato Bung Karno HUT Proklamasi 1956 ) …

(Ditulis untuk memperingati HUT Proklamasi Indonesia)

Pidato Rektor Universitas Tidak Jadi Swasta.

Pada saat acara pelepasan wisudawan "Universitas Tidak Jadi Swasta" yg ke XXXXI. Rektor menyampaikan pidato sambutannya yang berbeda dengan pidato tahun sebelumnya.

* Selamat untuk para wisudawan dengan predikat cum laude. Kalianlah harapan kami, yang akan meneruskan pengabdian di dunia intelektual.

* Selamat untuk para wisudawan dengan peringkat menengah, kalianlah calon manager – manager kelas dunia yang akan membawa perubahan ekonomi global.

* Selamat dan salut untuk anda – anda dengan nilai pas – pasan. Masa studi terlama, dan hampir drop out yang tidak hadir disini. Kalianlah yang akan menyediakan lapangan kerja bagi kedua kelompok diatas. Calon – calon wirastawan dan jutawan dunia. Kalianlah yang akan menjadi donator terbesar bagi kemajuan kampus kita tercinta.


(Catatan ini dibuat untuk mengenang dan menghibur teman – teman agar tidak di DO dan cepat menyelesaikan masa studinya. Bukan berarti dengan adanya catatan ini untuk dijadikan alasan untuk berlama – lama “mengabdi dikampus”…..hee....
Tidak ada kata terlambat Kawan…!!!)


(Isi pidato dikutip dari: "Nyanyian Seorang Wisudawan")