Daftar Blog Inspirasi

Rabu, 06 Mei 2015

Ini Bukan Doa

Rahim kini berdendang.

Bukaan 10, ciri penerus sejarah manusia.
Pecah, membasahi sarung ruh.
Plasenta muncul disusul adzan yang berkumandang
Arus bahagia yang sedari tadi tertahan kini termanifestasi.

Puluhan tahun kemudian…

Diantara kata kata terdapat  ruang kosong yang melulu lantahkan malamku. Duka yang tak kunjung henti memberikan lipatan pada kertas putih sebagai penanda untuk selalu membersih.

Pulas, momen ini yang sering kali tak terlewatkan.  
Melihatmu tertidur.
Rona manismu menyatu  dengan ketawadduan.
Bulir bulir yang tak berwarna, jatuh begitu saja mengenai tangan yang berlemak itu.
Karena robek.

Tak layak sebenarnya kekasih memakai pakaian yang berulang kali disulam hingga kainnya tak sanggup lagi diperlakukan begitu terus.
Tak senada dengan wajahmu.
Walaupun kau memahami “Tri Dharma” sekali lagi itu sangat tidak layak.

Aku sudah lupa kapan terakhir kali kita bersama mencari penghangat tubuh. Yang kuingat hanyalah dua.

Pertama, ketika kita berjalan untuk selalu memakai kacamata kuda serambi mengamini kata Pram “Dinegara Demokrasi ketika engkau tidak punya uang, maka engkau akan lumpuh tidak bisa bergerak. Di negara demokrasi engkau boleh membeli barang yang engkau sukai. Tapi kalau engkau tidak punya uang, engkau hanya boleh menonton barang yang engkau ingini itu”

Dan Kedua, hanyalah sepatu yang malah membuat kaki lipatmu terkelupas.
Maafkan aku.

Terimakasih telah menemaniku bersama kehidupan yang tak terstandarisasi oleh dunia. Dimana teman kecilku selalu berkata “tak masuk akal” yang menurut saya “akalnya mereka tak bisa menerima”.
Terimakasih untuk tidak menunggu jadi kaya baru bisa berkhidmat.

Tak ada yang lebih indah daripada kehadiranmu dimuka bumi ini.
Tak ada yang lebih lembut daripada tajalli Tuhan yang terpatri dalam dirimu
Tak ada yang lebih mesra daripada bibirmu yang selalu mengingatkanku pada Nabi.

Ini bukan Doa
Karena aku tak pernah cuti mendoakanmu.
Selamat Ulang Tahun sayang. Maafkan jika mencintaimu dengan sangat sederhana.


0 komentar:

Posting Komentar