Pagi menghidangkan
aroma masakan yang tak asing bagiku. Kali ini ada bawang goreng, sayur
bayam, dan tiga irisan telur berenang bersamanya. Tak seperti hari –
hari biasanya mie polos tanpa penghias.
Aku pernah makan mie instan dicampur bakso yang lewat depan rumahku. Aku senang melihat wajah penjual baksonya ketika ia meracik semangkok bakso. Saat itu ia ditelpon kekasihnya, menanyakan kabar keberadaan dan jualanya. Dengan logat jawa ,senyum dan sabar ia katakan “Alhamdulillah sudah ada”. Aku orang pertama yang membeli dan aku sangat bahagia. Bukan cuma sampai disitu batas kebahagianku tapi karena memakan racikan suami yang berjuang menafkahi istrinya.
Aku juga pernah memasak mie instan. Yang mau makan ada tiga orang sedangkan yang tersedia tinggal satu bungkus dan persediaan telur masih banyak. Agar terkesan banyak dan mengenyangkan kuahnya diperbanyak ditambah lima butir telur . Jadilah racikan indahnya kebersamaan 153 . 1 bungkus mie instan, 5 butir telur untuk 3 orang.
Aku juga punya sahabat yang menertawakanku ketika mie instan dicampur dengan nasi. Karbohidrat ketemu Karbohidrat katanya.
Aku juga pernah mendengar “jangan terlalu sering makan mie instan”. Nanti cara berpikir kita kamu akan instan, tidak sabaran, tidak menghargai proses, cepat saji, bahkan ada yang katakan itu racun.
Aku pernah berpikir bahwa mie instan salah satu makanan nondiscrimination. Tanpa pandang kelas,status,jabatan, agama, dll.
Aku juga pernah membaca dan menonton 5 cm. setiap ian makan mie pasti riani akan meminta kuahnya sedikit. Dan ketika ian akan kuliah di Manchester maka omzet penjualan mie instan terancam menurun.
Aku juga sering salah berpikir, salah sebut bahkan salah ketik sampai menulis ini .Menyamakan Indomie dengan mie instan padahal indomie adalah merk mie. Kasihan merk – merk mie instan yang lain Di Dominasi oleh indomie. Inilah hebatnya ahli pemasaran indomie mengorek alam bawah sadar konsumen. Mie instan adalah indomie.
Aku juga pernah lihat iklan mie instan di TV, ini ceritaku mana ceritamu.
14M, 14122012
Aku pernah makan mie instan dicampur bakso yang lewat depan rumahku. Aku senang melihat wajah penjual baksonya ketika ia meracik semangkok bakso. Saat itu ia ditelpon kekasihnya, menanyakan kabar keberadaan dan jualanya. Dengan logat jawa ,senyum dan sabar ia katakan “Alhamdulillah sudah ada”. Aku orang pertama yang membeli dan aku sangat bahagia. Bukan cuma sampai disitu batas kebahagianku tapi karena memakan racikan suami yang berjuang menafkahi istrinya.
Aku juga pernah memasak mie instan. Yang mau makan ada tiga orang sedangkan yang tersedia tinggal satu bungkus dan persediaan telur masih banyak. Agar terkesan banyak dan mengenyangkan kuahnya diperbanyak ditambah lima butir telur . Jadilah racikan indahnya kebersamaan 153 . 1 bungkus mie instan, 5 butir telur untuk 3 orang.
Aku juga punya sahabat yang menertawakanku ketika mie instan dicampur dengan nasi. Karbohidrat ketemu Karbohidrat katanya.
Aku juga pernah mendengar “jangan terlalu sering makan mie instan”. Nanti cara berpikir kita kamu akan instan, tidak sabaran, tidak menghargai proses, cepat saji, bahkan ada yang katakan itu racun.
Aku pernah berpikir bahwa mie instan salah satu makanan nondiscrimination. Tanpa pandang kelas,status,jabatan, agama, dll.
Aku juga pernah membaca dan menonton 5 cm. setiap ian makan mie pasti riani akan meminta kuahnya sedikit. Dan ketika ian akan kuliah di Manchester maka omzet penjualan mie instan terancam menurun.
Aku juga sering salah berpikir, salah sebut bahkan salah ketik sampai menulis ini .Menyamakan Indomie dengan mie instan padahal indomie adalah merk mie. Kasihan merk – merk mie instan yang lain Di Dominasi oleh indomie. Inilah hebatnya ahli pemasaran indomie mengorek alam bawah sadar konsumen. Mie instan adalah indomie.
Aku juga pernah lihat iklan mie instan di TV, ini ceritaku mana ceritamu.
14M, 14122012
0 komentar:
Posting Komentar