Daftar Blog Inspirasi

Minggu, 01 Agustus 2010

Imam Ali dan Janda Pahlawan.

Fenomena dua janda pahlawan soetarti dan lasmini (kasus sengketa rumah dinas antara penghuni dengan instansi pemerintah) yg jadi perhatian rakyat Indonesia bulan ini menunjukkan ketidakpedulian para pejabat dinegeri ini,jika dua janda pahlawan tersebut tidak melakukan aksi – aksi dan mendapat dukungan dari berbagai elemen mungkin saja mereka tidak jadi divonis bebas . Peristiwa ini bukan yang pertama kalinya yang terjadi , tahun – tahun sebelumnya kita pernah melihat para janda pahlawan dan veteran yang pernah memperjuangkan kemerdekaan Tanah Air Bangsa Indonesia kini bukan lagi musuh – musuh seperti belanda atau jepang yang dilawannya tapi “cucu – cucunya (baca: penguasa)” sendirilah yang selalu mendzhaliminya 
  (http://i43.tinypic/. com/1zlc40z. jpg) 

Tahun 2009 Rumah Pejuang Ilyas Karim (pengibar bendera Sang Saka Merah Putih )di Pinggir Rel akan Digusur.,2008 makam pahlawan TRIP Kota Malang juga pernah ingin digusur , bahkan pahlawan sekaliber Bung Tomo keluarganya hanya mendapatkan tunjangan 1,5juta, dan masih banyak kasus memprihatinkan yg terjadi dibangsa ini . Kita bisa melihat upacara tahunan 17 Agustus yg sebentar lagi akan kita rayakan hanya menjadi acara seremonial belaka, para veteran dan janda pahlawan hanya menjadi orang penting pada saat hari itu juga , sesudahnya mereka sudah diabaikan lagi oleh pemerintah . Boro – boro diberi kehidupan layak (gaji, tunjangan dan tempat tinggal) eh, malah mereka digusur. Berbeda 180 derajat dengan kisah Ali bin Abi thalib (Khalifah ke empat bagi orang ahlu sunnah wal jamaah, Imam pertama bagi orang ahlul bait).

Suatu hari Ali melihat seorang wanita tua di salah sebuah lorong kota Madinah sedang mengangkat tangannya sendiri. Ali bukan tipe orang yang dapat menyaksikan pemandangan seperti ini lalu pergi begitu saja. Beliau berpikir, tidak biasa seorang wanita mengangkat air sendiri. Pasti ia tidak punya seseorang yang bisa membantunya. Tanpa menunggu lebih lama beliau langsung menghampirinya dan berkata: “ Bolehkah aku memikulkan kantung airmu? Biarlah aku yang mengangkatnya sampai di rumahmu. “.

Semoga Allah memberkatimu “, jawab si wanita.
Beliau memikul air sampai dirumahnya. Kemudian beliau bertanya: “ Mengapa Anda mengangkat air sendiri? Dimana suami Anda?.

Wanita itu menjawab: “ Suamiku telah gugur ketika membela Amirul mu’minin Ali bin abi thalib dalam suatu peperangan , sekarang hanya tinggal aku bersama beberapa anak yang telah menjadi yatim.”

Begitu mendengar jawaban si wanita, sekujur tubuh beliau seakan terbakar. Diriwayatkan, malam itu juga ketika sampai dirumah, beliau tidak dapat memejamkan mata semalam suntuk.

Pagi – pagi sekali beliau mengumpulkan gandum, daging, kurma dan uang, lalu pergi ke rumah janda itu. Setelah mengetuk pintu, terdengar suara dari dalam: “ Siapa?” Beliau menjawab: “ Aku, saudara seimanmu yang kemarin.” Ali membakarkan daging untuk anak –anak dan menyuapkan makanan paa mereka dengan tangan beliau sendiri. Beliau mendudukkan anak – anak yatim itu dipangkuannya dan dengan perlahan membisikkan pada mereka: “ Maafkanlah Ali yang selama ini lalali pada kalian!” Kemudian beliau menyalakan api tanur(tempat memasak roti) lalu beliau dekatkan wajahnya pada api dan berkata pada dirinya:” Hai Ali ! Rasakanlah api dunia ini, supaya kau teringat api jahannam dan tidak lagi melupakan keadaan rakyatmu yang memerlukan uluran tanganmu. Beginilah nasib tubuh manusia yang ruhnya ikut merasakan derita- derita orang lain.


Jika para pemimpin bangsa ini dapat “mencontoh atau mengikuti” hidup Ali bin abi thalib , saya yakin dan percaya tidak akan lagi di kotak kaca (baca: TV), surat kabar, dan internet pemberitaan “derita janda pahlawan “ ,, “ nasib para veteran” dan kisah – kisah yang bisa meneteskan air mata kita semua. saya sepakat apa yg dibahasakan oleh Ust. Almin dalam catatanya “ Nasihat Sa’di buat penguasa” http://www.facebook.com/note.php?note_id=411837853978
sebaiknya penguasa yg dzhalim itu mati saja ,

Ada peristiwa yang unik , pada saat kedatangan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinedjad ke Indonesia pada tahun 2006 , di sela – sela kesibukannya berkunjung ke beberapa tempat beliau menyempatkan berziarah ke Maqam Pahlawan Kalibata. Jika dilihat dari keturunan, garis darah dan hubungan beliau dengan para pahlawan syahid tersebut tidak ada sama sekali. Jadi, apa maksud kedatangan beliau ke makam tersebut….????
Wallahu A’lam bis sahab..



Tidak seorangpun yang menghitung hitung, berapa untung yang kudapat nanti dari Republik ini jikalau aku berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya …
( Pidato Bung Karno HUT Proklamasi 1956 ) …

(Ditulis untuk memperingati HUT Proklamasi Indonesia)

1 komentar: