Daftar Blog Inspirasi

Minggu, 27 April 2014

Review Buku "Sabda Dari Persemayaman"

Sabda Dari Persemayaman adalah e-book pertama yang saya baca pada tahun 2007 dan ini yang kedua kalinya saya baca. Mungkin yang sudah baca adegan atau bagian yang paling berkesan ada dihalaman 16-18 “ bunga – bunga sedang bermekaran” tapi menurut saya banyak hal yang bisa kita pelajari buku ini. Novel ini bukan hanya seperti cerita percintaan biasa tapi Cinta dan kerinduan yang mampu menggelorakan sebuah pemberontakan. Melakukan suatu gerakan haruslah dimulai dengan memperbanyak baca buku dan diskusi bukan seperti yang dikritik dalam buku ini “Masyarakat kita ini masyarakat oral (Gosip) bukan masyarakat baca tulis. Masyarakat seperti itu mustahil untuk mencapai sebuah peradaban tinggi. Waktu tidak dianggap sejarah.” Dari pernyataan inilah gadis gaul,cantik, hedonis sepeti Eva tersinggung dan mencari tahu siapa Satar dan akhirnya ia sadar dan banyak belajar dan membaca buku setelah mengenal Satar.

Satar adalah tokoh utama dari novel ini. Satar dipecat dari kampusnya karena membacakan puisi perlawanan ke Dosen- dosenya yang sering dia lihat berjualan baju, bergosip, Malas baca buku (Dosen menyuruhnya ke perpustakaan tapi dosen sendiri yang malas ke perpustakaan) , Dosen yang tak mau dibedati, menggunakan paradigma lama positivistic. Apa yang dikatakan satar ketika bertemu langsung dengan Dosennya Pak Wardoyo “ Ada tiga “I” orang yg melatarbelakangi jadi dosen , Intelektual (suka eksplorasi pemikiran), Ikatan dinas , idiot (orang yang tidak mampu mencari pekerjaan lain)” ia mengatakanya secara emosional bagaimana tidak ia sangat sering melihat dosen-dosennya melakukan kegiatan yang sepatutnya tidak dilakukan dosen seperti menjual pakaian, bergosip,dsb.

Setelah dipecat Satar pergi entah kemana , keterasingsnnya sudah mencapai titik paling ekstrem . Ia sepi diantara kesepian yang paling sepi. Direlung waktu perjalananya ia mengingat kejadian – kejadian masa lalu . Ia mengingat perkataan dan perdebatan ayahnya tentang aktivis “Keadilan dan kebahagiaan yang diperjuangkan oleh aktivis sejati untuk masyarakat bukan untuk dirinya sendiri. Aktivis ibarat martir yang membuka jalan , tapi jalan itu bukan untuknya”
Tentang buku, buku itu bisa punya dua karakter, komunikatif dan tidak komunikatif, buku disebut komunikatif ketika ia bisa mengubah pikiran, perasaan dan sikap pembacanya. Sedangkan buku tidak komunikatif artinya ada dua apakah penulisnya terlalu rendah atau pembacanya tidak mengerti.

Tentang kebenaran Plato pernah bilang begini. “ saya cinta kepada Socrates tapi saya lebih cinta kepada kebenaran”.

Begitupun juga ia mengingat pacarnya Eva “Kelembutan yang diberikan eva kiranya sanggup meremukkan relung – relung sukmanya yang terdalam, yang begitu dingin dan keras”

Satar dari sekian banyak orang pecinta filsafat yang dianggap gila, untuk orang awam sepertiku memang butuh banyak belajar lagi untuk memahami bangunan pikir seperti satar. Dialektika, membangun kerangka pikir terus meruntuhkannya lagi , membenturkan antara teori satu dengan teori yang lain, hingga akhirnya ia memutuskan untuk bunuh diri yang disebut sebagai keputusan irrasional yang ekstrem. Ia ingin melenyapkan dirinya sendiri untuk menjadi kita, dengan lenyapnya diri, ia dapat menjadi Kau dalam bentuk apapun dengan sudut pandang Aku dan Kita. Semuanya satu Realitas. 

Banyak sekali tokoh - tokoh filsuf dunia yang satar kenal seperti
Paulo fiere, Everet Reimer, Ivan Illich, Plato, Aristoteles, Plotinos, Plotinos,Descrates, Isaac Newton, Francis Bacon, Voltaire, Michel Faucault, Berttand Russell, Crane Brinton, Zeno, Fukuyama, Marx, Hegel, August Comte, dll..
Walaupun hanya satu filsafat dari timur yang ia kenal yakni muammad Iqbal tapi itu tidak membuatnya mengurungkan niatnya untuk mengcutter nadi tangannya karena pemikiran muahhmmad iqbal ia juga gugurkan “Manusialah yang harus menyerap Tuhan dalam dirinya untuk dijadikan kekuatan kreatif yang dapat mengubah dunia menjadi tempat yang lebih baik untuk dihuni. (Muhammad IQbal). Saya yakin jika satar banyak mengkomsumsi buku – buku filsafat dari timur lainnya seperti Mulla Shadra , Suhrawardi, Nasr, Fazlur Rahman, Ibnu Sina,dll mungkin ia lebih memahami konsep eskatologi sehingga berpikir ulang untuk melenyapkan dirinya.

Satu ide yang cemerlang dari buku ini adalah Revolusi Pendidikan bagaimana mengubah paradigm pendidikan , akar masalah bangsa selama ini dipendidikan. Harus terjadi perombakan paradigma dari pendidikan . kenapa terjadi korupsi, kejahatan, kemiskinan, dll akarnya adalah pendidikan. Setelah kematian Satar, Eva pacar satar (Eva masih menganggapnya kekasih walaupun ia sudah mati karena eva meyakini yang abadi adalah Jiwa dan satar masih terus bersamanya ) mengajak teman – teman satar bahkan ke kampus lainnya untuk melakukan gerakan revolusi pendidikan. Targetnya adalah kantor menteri pendidikan. ia dan kawan – kawan berulang kali datang untuk berdialog dan akhirnya gagal menembus penjagaan kantor tersebut , yang dijaga aparat kepolisian dan tentara. Tentara dan polisi menganggapnya musuh dan harus dilenyapkan , eva dan kawan-kawannya diberondong peluru dan sepatu laras. Dan teman-teman eva ditangkap dan dipenjara. Eva masih mempercayai masih ada anak – anak muda yang terus memperjuangkan cita – cita satar, satar bukan sebagai individu tapi secara universal. Eva kini terus menyendiri, Kesedihan telah meluluh lantahkan seluruh jiwanya hingga meleleh , Setiap napas yang ia hirup bagaikan butir – butir kepedihan , Ia benar –benar terseret oleh pusaran luka yang menganga, kalbunya terbentang diatas duri –duri yang begitu runcing. 


Yang ingin membacanya silahkan download e-booknya di bawah sini. (E-book ini menggunakan aplikasi DjVu jadi untuk membuka filenya, download dulu aplikasi DjVunya).



Download Button

4 komentar:

  1. Kak Illang...selain banyak penulisan yang sana sini kurang lengkap, ini bisa jadi salah satu referensi bacaan untuk banyak orang. Nda harus mahasiswa :)

    Untung waktu orasi ka dulu dpn ibu ria nda dipecat jka :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. tidak diedit baik2 ki memang. terus tidak perbaiki memang juga alurnya.

      Hapus