Daftar Blog Inspirasi

Sabtu, 27 Maret 2010

Memang Selalu Demikian.

Malam tadi kubuka buku – buku yg tersusun tak karuan dalam kamarku, ada tulisan puisi yang pernah ku kutip dari buku seorang teman . Teman yg dulunya sy kenal pendiam dan kalem kini berubah darastis, Hidupnya diubah oleh pengetahuannya tentang sastra, dia bisa “berubah menjadi orang apapun” karena keahliannya dalam berakting. Dia kerap kali menjuarai lomba puisi serta kegiatan sastra lainnya yang diadakan di Makassar. Dia dulu kuliah jurusan sastra disalah satu perguruan negeri di Makassar, informasi terakhir dia sudah menikah dengan seniornya dari almamaternya sendiri. Sy cukup salut dan berterima kasih kepada belaiu .

Ketika itu aku datang ke tempat kostnya untuk meminta tolong kepada dia untuk melatih teman -temanku karena ada kegiatan kampus yang berhubungan dengan sastra. kumelihat dia memegang buku kumpulan puisi – puisi ( Lupa judulnya) , akupun meminjam dan membuka lembar perlembar. Ada bait yang sangat aku sukai karena sinergis dengan realita – realita yg dulu aku alami. Puisi itu seperti ini ;

Memang Selalu Demikian Hadi

Setiap perjuangan selalu melahirkan
Sejumlah pengkhianat dan para penjilat
Jangan kau gusar , Hadi.

Setiap perjuangan selalu menghadapkan kita
Pada kaum yang bimbang menghadapi gelombang
Jangan kau kecewa, Hadi.

Setiap perjuangan yang akan menang
Selalu mendatangkan pahlawan jadi – jadian
Dan para jagoan kesiangan.

Memang demikian halnya, Hadi.



Puisi itu aku pindahkan ke buku ku tapi aku lupa buku yang mana, Setelah sekian lama aku cari akhirnya aku baru menemukannya. Deretan baris kata – kata itu mengigatkan beberapa teman seperjuangan dulu waktu masih aktif “berkhidmat “ dikampus ( Bernostalgia) , Dimana komitmen untuk berkorban dan berjuang dikhianati bahkan komitmen itu dijual demi kepentingan individu dan kelompoknya, Ketika rapat dan diskusi mereka berapi – api tetapi ketika diperhadapkan “monster besar” nyalinya menciut, Ketika kita mencapai kemenangan dia paling depan dan tampil sebagai tokoh pahlawan seolah – olah dia yang sendiri menjadi creator pemenangan padahal dia datang pada saat akhir perjuangan.

Puisi ini menginspirasi saya untuk senantiasa berjuang sampai detik ini walaupun semangat ini sering dterpa badai kehidupan . Puisi ini selalu hidup ditiap zaman dan berada di tiap orang – orang yang paham tentang Kebenaran dan Keadilan.

Makassar, 27 Maret 2010

0 komentar:

Posting Komentar