Daftar Blog Inspirasi

Senin, 15 Februari 2010

PERANG ( Sebuah Novel Subkultur)

“ Mana kala pekerjaan merupakan kesenangan , hidup merupakan kegembiraan. Manakala kerja merupakan kewajiban, hidup merupakan perbudakan .” (Albert Camus )

Itulah mungkin kondisi yg dialami Perang Hayat yg dipanggil Perang, seorang pria yang baru 3 bulan menyelesaikan kuliahnya . Dia merasakan perbudakan terhadap dirinya karena bekerja pada perusahaan percertakan dimana suasana kantor penuh tekanan dan ketidaknyamanan seperti penjara, orang bergerak dan berbicara hanya dalam tatanan formalitas , terkadang bekerja melebihi jam kerja yang seharusnya dan rutuinitas itu dilakukan setiap hari.

Dia tak seperti anak muda pada umumnya , Perang ingin lepas dari system yg terbentuk saat ini. Menonton Tv sangat jarang dilakukan setelah tahu ada eksploitasi besar2an di Kotak setan itu. Mall tempat yg enggan dia kunjungi karena menjadi tempat konsumen pasif yg dihuni oleh orang – orang borjuis dan hedonis. Dia merindukan dunia yg tanpa kesejangan dan ketimpangan tanpa ada sekat –sekat. Tak hanya itu , Perang pun ditinggalkan kekasihhnya yg bernama via karena sering kali berbenturan prinsip . Via lebih suka hidup dalam dunia yg lekat denga hiruk pikuk kehidupan, menghambur – hamburkan uang ke mall sekedar makan minum di café , dan menonton film – film terbaru. Tapi pada akhirnya Perang menemukan sesosok perempuan yg dipertemukan oleh pengamen kecil bernama adit, perempuan yg bisa menemaninya dalam kesendirian , perempuan yang sama dengan pemikirannya ;yang ingin lepas dari alienasi dan stagnansi yg selama ini dialami. Perempuan itu yang mengajari sekalian menjadi Ibu dari pengamen dan anak2 jalanan seperti Adit.

Pembahasan yg juga menarik menurut saya dari karya Rama Wirawan ini adalah Idealisme dan Realitas. Dunia ide dan dunia nyata, yg sering menjadi pertentangan setiap orang. Saat ide tidak sejalan dengan realitas maka ada dua pilihan ekstrem, pertama: melupakan ide yang pernah menjadi napas hidup dan hidup apa adanya mengikuti alur realitas. Kedua: membawa ide ini dan mengaplikasikannya dalam hidup.

Di dalam novel ini juga menceritakan asal muasal Distro , Zine, DIY,Punk serta membahas wacana – wacana Neoliberalisme, Kapitalisme, Anarki dengan dialog yang sangat mudah dicerna oleh pembaca siapapun. Cocok sekali dibaca bagi orang2 yg ingin memahami dan baru belajar tentang wacana tersebut.

“ Peradaban memang sebuah istana diatas bukit tengkorak manusia . Bukit itu akan terus bertambah tinggi , jika kita tidak mencoba mengerti.” Perang.


Makassar, 15 Feb 09.

0 komentar:

Posting Komentar