Daftar Blog Inspirasi

Sabtu, 10 Desember 2011

Kegalauan Intelektual

Bulan ini akhir pendaftaran wisuda jika tidak menyelesaikan proyek ini, itu artinya aku sudah tiga kali melewati proses yang bagi orang “sacral” tetapi bagiku “aneh” karena  memakai baju yang aneh dan upacara yang aneh .Peserta diwajibkan memakai pakaian yang gombreng dengan topi segi lima ditambah kain berwarna yang mirip selendang. Entahlah, apa maksud semuanya itu,toh aku tidak pernah mendapatkan penjelasan atau makna pakaian dan acara seremonial yg aneg  tersebut. Yang aku tahu selain ka’bah, disanalah (gedung BarugaA.P. Pettarani)  tempat yang diidam – idamkan mahasiswa unhas untuk membawa kedua orang tuanya.

            Memang , kedua orang tuaku sudah aku ajak kesana. Tapi kali ini mereka meminta kembali . aku juga pusing padahal mereka sudah berfoto  denganku sambil memakai baju gombreng(baca:baju toga) dan foto itu sudah dibingkai serta dipajang di ruang tamu. Setelah kurenungkan ,ternyata aku sudah offside(kelebihan semester)  dikampusku ,itu berarti biaya kuliah akan dikeluarkan lagi dari Kas keluargaku yang semakin menipis ,sementara bapak sudah pensiun .(Dasar anak tdk tahu diri;gumamku )

            Ada beberapa penjelasan mengenai kenapa sampai saat ini belum selesai – selesai (penelitian) juga.Pertama, Membayar dosa masa lalu.Ketika masih menyelesaikan skripsi dulu, aku mengangkat tema penelitian yang terbilang masih baru , karena keterbatasan objek penelitian dan referensi serta waktu dan biaya akhirnya aku memilih banting setir memilih judul “sejuta umat”  padahal ketika itu aku sudah selesai ujian proposal. Konskwensinya idealisme bergeser ke pragmatisme dan kepuasan intelektual tidak terpenuhi walaupun bergelar sarjana. Nah, berangkat dari itu aku sudah berjanji dan bertekad akan menggantinya ketika kelak diberi izin dari sang khalik untuk mencicipi kampus yang kedua kalinya. Alhamdulillah Doa tersebut dikabulkan dan sementara ini masih proses penyelesaian.  Aku tahu, hasil karya kita dikampus itu tidak dihargai tapi bagiku ada kepuasan tersendiri yang tak dapat diukur dengan uang. Teman – temanku memilih bahwa tesis adalah 10 kumpulan tesis  menjadi satu. Dosen penguji pun juga acuh tak acuh .Jadi, jangan heran klo banyak tesis setara dengan skripsi bahkan masih berkualitas skripsi yang dibuat oleh mahasiswa yg juga “betul2” membuat skripsi.

             Kedua , Tidak Fokus. Tidak konsentrasi dalam menyelesaikan  penelitian ini karena disebabkan pekerjaan walaupun tidak sulit ,namun dituntut untuk membaca buku – buku yang tidak sesuai dengan penelitianku. Disamping itu ada juga beberapa kegiatan ,teman – temanku menyebutkannya “proyek tengkyu” tapi itu bagiku “proyek Tuhan”.

www.ceil-piette.gov.ar
            Ketiga Kurang referensi. Judul yang aku angkat kali ini membutuhkan referensi yang banyak karena metode penelitiannya menggunakan pendekatan kualitatif. Dan aliran/Mazhab yg besar dikampusku menganut paham paham Cartesian Newtonian atau kuantitatif jadi susah mencari dosen yg bisa diajak sharing2 serta hasil penelitian yg bergenre sama. Keempat, Aturan Birokrasi. Selain pengurusan surat persuratan yang rumit dan lama terjadi di pemerintahan ternyata dikampusku juga  sama . Aku membutuhkan banyak surat izin penelitian karena setiap tidak ditanggapi oleh perusahaan maka aku ganti lagi. Issu yg aku angkat dalam penelitian ini memang “sensitive” bagi perusahaan jadi wajar aja kalau sering ditolak.  
            KelimaMood. Inilah faktor yang paling berpengaruh ,jika diregresikan maka hasilnya positif dan signifikan dengan R 60%  sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Jika si mood itu bisa beli maka aku akan membelinya,heee. Mencari “irama” yg pas untuk mengerjakan penelitian ini memang sangat sulit. Atau karena tidak ada yang mengingatkan atau memotivasi yaa..heee. Godaan diluar untuk melakukan gerakan- gerakan tambahan sangat dahsyat. Seperti nonton Tv, ngenet,ngumpul2,diskusi2,futsal,renang,rapat2,dll. Mungkin juga membuat catatan /tulisan ini adalah godaan penghambat  ,Tidak. Aku menulis ini hanya mengeluarkan pikiran2,khayalan2 dan perasaan2 yg tersimpan agar memacu aku lagi untuk menulis dan menyelesaikan penelitian ini serta beban – beban itu keluar. Karena menurut seseorang pakar, menuliskan perasaan2 kita akan membantu kita menghilangkan stress. Semoga teori ini terbukti.Amin.

Nah, kegalauan inilah yang membuat hari-hariku terasa suram, ingin cepat2 mengakhiri “pertempuran” ini agar bisa fokus ke Philosophia dan agenda – agenda yang menyangkut masa depan.
Mohon Doa nya…

1 komentar:

  1. semangat, kanda..
    semoga diberikan kemudahan oleh-Nya..

    BalasHapus