Daftar Blog Inspirasi

Kamis, 29 Desember 2011

"Pak Dosen" (Part 3)

Sebelum suara adzan maghrib berkumandang disegala penjuru kota Makassar aku harus tiba dikampus agar bisa bersiap-siap untuk memulai profesi yang aku tekuni tersebut. Dengan mengendarai motor bebek berwarna biru keluaran tahun 2001 aku melaju ikut ambil bagian bersama pengendara lainnya melewati jalanan aspal yang tiap tahun diperbaiki oleh pemerintah. Aku heran kenapa jalanan tersebut cepat rusak, mungkin ini namax mark up (mengurangi kuantitas atau kualitas komponen materi) yang berlebihan atau bisa juga klo jalanannya tahan lama maka para kontraktor – kontraktor plat merah akan kehilangan pekerjaan.

Pernah suatu ketika melewati jalanan berlubang dengan kecepatan lumayan memacu adrenalin ,aku hampir terjatuh dan hampir menabrak gerobak bakso .untunglah pada saat itu aku masih bisa mengendalikan “keliaran si blue” namun salah satu baut subreker belakangnya lepas sehingga membuat aku berjalan dan mendorongnya mencari bengkel. Si blue ,itu identitas yg aku panggilkan walaupun aku terkadang kurang berakhlak kepadanya , ia terkadang mandi ketika saat hujan tiba . Kawan – kawanku sering menertawakannya dan mengatakan “ jika ditempelkan jagung , maka jagung tersebut akan tumbuh” saking banyaknya tanah yang menempel.

Setelah melewati 3 lampu merah (lampu lalu lintas) Tampak sebuah gedung menjulang tak terlalu tinggi , berlantai empat ,berbentuk minimalis diantara rumah – rumah penduduk. Disanalah aku akan berakting. selain menguasai materi yang disampaikan ,dosen juga harus pintar –pintar berakting agar dapat menghidupkan suasana kelas yang kaku dengan sedikit guyonan. Masih sedikit mahasiswa yang datang ,memang aku datangnya cepat 1 jam lebih jadi aku putuskan untuk menunggu diruangan dosen yang agak berjauhan dengan meja – meja dosen senior. Sambil duduk aku memperhatikan meja dan kursi para dosen senior, kekakuan meja itu mengingatkanku pada peristiwa 2 bulan kemarin “kala itu ,selesai rapat semua dosen – dosen kembali beraktifitas masing-masing ,aku berjalan didekat salah seorang dosen kira2 umurnya 10 tahun lebih tua dari aku, aku memberikan senyuman tanda perkenalan namun aku tak dihiraukan ,hampir 4 kali setiap aku bertemu dgn ia aku selalu menularkan senyuman namun anti virus senyumnya lebih kebal dari virusku. “ mungkin ini efek tak ada perkenalan yg dilakukan oleh pengelola kampus. Aku tak tahu dengan alasan apa , aku beserta teman – teman dosen seangkatanku tak diperkenalkan dengan dosen – dosen senior.

Sampai saat ini ketika bertemu dan berpapasan dengan mereka aku hanya melemparkan senyum hangat tanpa bicara, kadang dibalas dengan senyum tipis, kadang juga dengan tatapan lurus seolah tak ada orang didepannya. Nasib sama yg dialami oleh teman seangkatanku ketika hendak memulai percakapan dengan salah satu dosen senior , dia malah dicuekin seolah tak ada orang didekatnya. Aku akui usiaku jauh lebih muda dari mereka,minim pengalaman,masih seumuran jagung tapi bukan berarti aku tak layak jadi dosen seperti mereka. Pernah hatiku bergumam dan mengikuti ajakan syetan yg sok jago “jika ada perlombaan ,aku berani kok beradu ketangkasan dengan mereka”.Aku heran ternyata di dunia akademik seperti ini masih ada sekat – sekat dan egosentris yang bermain.Padahal salah satu alasan aku juga memilih profesi dosen karena aku ingin menggali ilmu sebanyak – banyaknya denga cara berdiskusi, bertukar informasi, berdialek dan belajar dengan mereka karena mungkin saja mereka punya perspektif atau pengetahuan lain yang tak aku dapatkan di almamaterku”.Teriakan muadzin menyudahi lamunanku.

Moncong menara mesjid bertakbir , langit mulai gelap .gemuruh kendaaraann mahasiswa berdatangan berlomba mencari tempat parkir yang aman. Aku berjalan menuju mushollah yang berukuran 2x4 untuk bercinta bersama pemilik Cinta. Mushollah itu hanya diperuntuhkan untuk karyawan dan dosen walaupun mushallahnya tak istimewa tapi bagiku ini simbol bahwa ada jarak antara mahasiswa dengan dosennya . Setelah pertemuan yang sedikit khyusu’ itu, aku membaca kembali buku – buku untuk menyegarkan pikiran. Dilantai dua,ruangan B13 puluhan mahasiswa telah menunggu, pertemuan kali ini aku persiapkan dengan nonton film dokumeter karena tema malam ini adalah etika bisnis dan tanggung jawab sosial perusahaan. Tema yang sangat penting menurutku namun karena tuntutan kurikulum yg tak jelas hanya dibahas satu setengah jam saja, oleh karena itu aku harus memanfaatkan semaksimal mungkin waktu yang diberikan .Karena mereka adalah calon – calon pemimpin – pemimpin baik oraganisasi profit maupun non profit yang akan berpotensi membangun atau merusak bangsa Indonesia.

Sengaja aku mengorek dompet untuk membeli speaker kecil agar proses pembelajaran ini berjalan efektif. Melalui layar proyektor aku putarkan film documenter yang aku dapatkan dari kawan – kawan walhi. Agar proses menontonnya berjalan khidmat,aku matikan lampu ruangan kelas.Film pertama yg aku putarkan yaitu “bye..bye.. buyat” kejahatan PT. Newmont. Mahasiswa dgn tenang dan seksama melihat satu satunya sinar segi empat menempel didinding yang berada di ruangan itu setelah sebelumnya aku memberikan pengantar agar memperhatikan baik-baik dan nanti akan dilanjutkan diskusi mengenai film tersebut . “Apa yg anda tangkap,apa pendapat anda ,apa kritikan anda dan paparkan gagasan anda mengenai film ini nanti” kataku dengan sedikit serius sebelum lampu kupadamkan.

“Film ini didedikasikan untuk korban PT.Newmont dan korban pertambangan skala besar lainnya” Tulisan awal yang terpampan didinding bercahaya itu.kemudian disusul seorang anak kecil yang duduk sambil bernyanyi dengan suara lucu dan kalimat tak sempurna sesuai umurnya “Nyuwmon – nyuwmon dah rakusss ,diam-diam nenindas , talau tidak ditutup atu tertemar terusss”. Terdengar suara ketawa kecil – kecil dari mahasiswa.

Tulisan satu persatu huruf times new roman ukuran 14 yang berlarian dari kiri kekanan pada layar terpampan.
“6 November 1986 PT. Newmont Minahasa Raya dan pemerintah Indonesia menandatangani kontrak karya untuk konseensi pertambangan emas seluas 402.748 ha selama 30 tahun di ratatotok, Minahasa selatan- Sulawesi Utara ” kemudian muncul peta lokasi pertambangan PT. Newmont yang diawali peta Indonesia, lalu pulau Sulawesi berbentuk K ,diperkecil lagi gambar ujung atas kanan huruf K ,sehingga Nampak lokasi pertambangan tersebut. di slide selanjutnya lagi tertulis dengan deretan dan kecepatan huruf yg sama “Tahun 1988-1994. Bersama aparat keamanan, Newmont mengambil alih tanah rakyat secara paksa dan merusak tanaman milik warga Ratatotok” diselingi foto – foto pengrusakan tanaman dengan mobil alat berat tertulis lagi “17 November 1994 . Dukumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) PT.Newmont ditetapkan tanpa melibatkan secara penuh bahkan mendapatkan persetujuan Warga Buyat Pantai dan Ratatotok”.


i'am 16122012..Bersambung....

0 komentar:

Posting Komentar